Mengenal Eco-Enzyme ''dari Sampah jadi Pembersih Serba Guna hingga Skin Care''

By: Christine Lydia | Jul 29th, 2021

Jika sebelumnya kita mengenal Ecobrick yaitu pengolahan 'Limbah Anorganik' berupa plastik menjadi produk yang ramah lingkungan, maka Eco-enzyme adalah salah satu cara untuk mengolah 'Limbah Organik' menjadi suatu produk yang lebih bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu mengurangi ketersediaan limbah organik dilingkungan kita.

Jadi, Apakah itu Eco-enzyme ?

Eco-enzyme adalah suatu produk fermentasi berupa cairan serbaguna yang berasal dari ampas buah dan sayuran yang kemudian dicampur dengan gula dan air. 

Eco-enzyme memiliki ciri diantaranya berwarna coklat tua dimana warna ini dihasilkan dari proses fermentasi campuran ampas buah dan sayuran yang didiamkan selama beberapa bulan, serta memiliki aroma asam/segar yang sangat kuat.

Bagaimana Asal Mula Eco-enzyme ?

Eco-enzyme pertama kali temukan oleh Dr. Rosukan Poompanvong seorang wanita asal Thailand yang aktif dalam melakukan riset tentang enzyme selama kurang lebih 30 tahun dan telah menerima banyak penghargaan dibidangnya. 

Dr. Rosukan Poompanvong juga aktif bekerjasama dengan para petani diseluruh Thailand dan Eropa serta berhasil menumbuhkan dan memasarkan produk pertanian berkualitas tinggi tanpa menggunakan pupuk buatan. 

Atas kecintaannya ini, Dr. Rosukan terus menerus melakukan riset, inovasi serta menciptakan dan mengembangkan produk-produk organik yang memiliki sejuta manfaat untuk lingkungan.

Bagaimanakah Manfaat dari Eco-enzyme ?

Karena terbuat dari bahan-bahan organik yang ramah lingkungan, Eco-enzyme memiliki sejuta manfaat untuk kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah:

1. Sebagai Fertilizer (Cairan penyubur tanaman dan tanah)

2. Sebagai Insektisida (Cairan pembasmi serangga)

3. Sebagai Skincare yang membantu merawat kulit

4. Sebagai Hair Care atau vitamin rambut

5. Sebagai detergen untuk mencuci baju

6. Membersihkan westafel, perabot rumah tangga, dan pencuci piring

7. Sebagai pembersih toilet dan lantai

8. Sebagai pembersih buah dan sayur dari pestisida

dan masih banyak lagi.

Berikut adalah takaran yang perlu diperhatikan untuk menggunakan larutan Eco-enzyme sesuai kebutuhan yang dikutip dari @zerowaste.com 

Mengapa Eco-enzyme?

Arun dan Sivashanmugam (2015) menemukan bahwa Eco-enzyme mengandung aktivitas amilase, protease dan lipase yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah limbah susu, yang didalamnya mengandung karbohidrat, protein dan lemak untuk dipecah oleh enzim-enzim tersebut.

Selain daripada itu, proses pembuatan Eco-enzyme juga dapat melepaskan gas Ozon (O3) ke udara sehingga dapat menurunkan kadar Karbondioksida (CO2) yang terperangkap di awan dan merusak lapisan ozon. Dengan kata lain gas Ozon (O3) yang dihasilkan dari proses Eco-enzyme dapat mengurasi emisi gas rumah kaca dan mengurangi pemanasan global (Global Warming).

Eco-enzyme juga dapat merubah Amonia (NH3) dari sampah organik menjadi Nitrat (NO3) melalui proses Nitrifikasi. Kandungan Nitrat (NO3) yang terkandung didalamnya dapat dimanfaatkan sebagai probiotik atau hormon alami dalam meningkatkan kesuburan tanaman dan alga.

Bagaimana Cara Membuat Eco-enzyme?

Hal-hal yang diperlukan dalam membuat Eco-enzyme adalah 

- Ampas dari sisa buah atau sayuran, 

- Gula atau molase, dan 

- Air

dengan menggunakan perbandingan 3 : 1 : 10. Artinya jika kita memiliki 300 gr Ampas buah dan sayuran maka kita memerlukan 100 gr Gula dan 1000 gr (1 liter) air.

Langkah Pembuatan Eco-enzyme :

- Masukkan bahan-bahan diatas kedalam wadah yang dapat ditutup. Usahakan untuk menggunakan wadah yang elastis dikarenakan dalam proses pembuatan Eco-enzyme akan menghasilkan banyak gas dari proses fermentasinya sehingga wadah yang elastis sangat cocok untuk digunakan.

- Buka tutup botol 3 hari sekali untuk mengeluarkan gas yang menumpuk didalam botol Eco-enzyme selama 1 bulan pertama.

- jika terdapat endapan dan buih pada eco-enzyme, kamu dapat mengaduknya sehingga endapan dan buih tercampur kembali.

- Jika terdapat cacing, kamu dapat menambahkan gula sebnaayk 1 sdm kemudian diaduk kembali. Cacing akan menghilang selama proses fermentasi berlangsung.

- Jika warna eco-encyme mu berubah menjadi hitam bukan coklat tua, kamu dapat menambahkan gula segenggam agar proses fermentasi kembali berjalan.

- Diamkan Eco-enzyme dalam kurun waktu 3 - 6 bulan.

- Eco-enzyme siap digunakan.

- Ampas yang tersisa dibawah botol Eco-enzyme (residu) dapat dimanfaatkan kembali untuk membuat Eco-enzyme yang baru dengan menambahkan sampah buah dan sayur yang segar. Selain itu, residu dari Eco-enzyme yang dihasilkan juga dapat kamu gunakan sebagai pupuk dengan cara menguburkannya didalam tanah ataupun di pekarangan rumah.

Dengan memanfaatkan sampah sisa buah dan sayuran yang kita punya, kita sudah dapat membantu memulihkan keadaan bumi sedikit lebih baik dibandingkan jika kita acuh terhadap keberlangsungan lingkungan ayng seharusnya kita jaga dengan sepenuh hati demi keberlangsungan hidup semua makhluk yang ada dibumi hari ini, esok, dan seterusnya.


Referensi

Comments

Popular Posts